Teori Sosio-Kultural

Selasa, 29 Mei 2012


Kelas Donene Polson mencerminkan penekanan Vygotsky pada arti penting dari kerja sama antarkomunitas pelajar (learner). Dengan mempelajari bentuk-bentuk perkembangan anak, kita akan dapat memahami anak-anak kita dengan lebih baik. Bab ini yang pertama dari dua bab tentang perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak.
Selayang Pandang Perkembangan Anak
Filsuf Amerika kelahiran Spanyol, George Santayan pernah mengatakn: “anak-anak bareda di wilayah yang berbeda. Mereka dalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan sesuatu hal.
Mengapa kita mesti mempelajari perkembangan anak?. Karena masa kanak-kanak adalah fase yang penting dalam kehidupan manusia. Namun di abad pertengahan, hokum biasanya tidak membedakan mana kejahatan anak dan dewasa, dan anak-anak diperlakukan sebagaimana orang dewasa. Sekarang kita memandang anak secara berbeda, tidak seperti di abad pertengahan. Kita memandang masa kanak-kanak sebagai masa yang unik dan penuh warna dan merupakan landasan penting untuk masa dewasa nanti. Pada periode ini kita melihat anak-anak mulai belajar menguasai keahlian tertentu dan menghadapi tugas-tugas baru. Kita menghargai masa kanak-kanak sebagai masa pertumbuhan dan perubahan yang penting, dan kita menghabiskan banyak sumber daya untuk mengasuh dan mendidik mereka.


Apa yang dimaksud oleh para psikolog ketika mereka berbicara tentang “perkembangan” seseorang?. Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang dimulai sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat. Kebanyakan perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia mengalami penurunan (kematian).
§         Proses dan Periode
Pola perkembangan anak adalah pola yang kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses: proses biologis, kognitif, dan sosioemosional. Perkembangan juga bisa dideskripsikan berdasarkan periodenya yaitu:
1.      Proses biologis adalah perubahan dalam tubuh anak. Warisan genetic memainkan peran penting. Proses biologis melandasi perkembangan otak, barat dan tinggi badan, perubahan dalam kemampuan bergerak, dan perubahan hormonal di masa puber.
2.      Proses kognitif adalah perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa anak.
3.      Proses sosioemosional adalah: perubahan dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan dalam emosi, dan perubahan dalam kepribadian
Periode Perkembangan
Untuk tujuan organisasi dan pemahaman, kita biasanya mendeskripsikan perkembangan berdasarkan periode-periode. Periode perkembangan meliputi:
Infancy (bayi) adalah periode dari kelahiran sampai usia dua puluh empat bulan. Ini adalah masa ketika anak sangat tergantung kepada orangtuanya. Banyak aktivitas seperti: perkembangan bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor dan pembelajaran social, baru dimulai.
Early childhood (prasekolah) adalah periode dari akhir masa bayi sampai umur lima atau enam tahun. Selama periode ini, anak menjadi makin mandiri, siap untuk bersekolah dan banyak menghabiskan waktu bersama teman.
Middle dan late childhood (masa sekolah dasa ) dimulai dari usia enam sampai sebelas tahun. Anak mulai menguasai keahlian membaca, menulis dan menghitung. Dalam periode ini, mereka berinteraksi dengan dunia social yang lebih luas di luar keluarganya.
Adolescence (remaja) adalah transisi dari masa anak-anak ke usia dewasa. Periode ini dimulai sekitar usia sepuluh atau dua belas tahun sampai usia delapan belas atau dua puluh tahun. Remaja mulai mengalami perubahan fisik yang cepat, seperti: bertambahnya tinggi dan berat badan, dan perkembangan fungsi seksual.
Early adulthood dimulai di akhir usia remaja atau awal usia 20-an sampai usia 30-an. Ini adalah masa ketika kerja dan cinta menjadi tema utama dalam kehidupan.
Ø      Perkembangan Kognitif
Penyair Amerika abad ke-20 Marianne Moore mengatakan bahwa pikiran adalah: “sesuatu yang bernyanyi”. Bagaimana cara pikiran ini berkembang telah menarik perhatian banyak psikolog. Pertama kita akan menguraikan perkembangan otak dan kemudian beralih membahas dua teori perkembangan kognitif utama-teori Piaget dan Vygotsky.
Daerah dan Sel Otak
Jumlah dan ukuran saraf otak terus bertambah setidaknya sampai usia remaja. Beberapa penambahan ukuran otak juga disebabkan oleh myelination, sebuah proses dimana banyak sel otak dan system saraf diselimuti oleh lapisan-lapisan sel lemak yang bersekat-sekat. Ini menambah kecepatan arus informasi di dalam system saraf. Myelination dalam daerah otak yang berhubungan dengan koordinasi mata-tangan belum lengkap sampai usia empat tahun. Myelination dalam area otak sangat penting dalam memfokuskan perhatian belum lengkap sampai akhir usia sekolah dasar (Tanner 1978).
Synapse adalah gap (jarak) tipis antarneuron tempat terbentuknya koneksi antarneuron. Koneksi yang digunakan akan menguat sedangkan yang tidak dimanfaatkan akan digantikan oleh koneksi lain atau akan lenyap. Artinya, dalam bahasa neuroscience (ilmu saraf), koneksi-koneksi yang tidak digunakan ini akan “dipangkas” . meninjukkan pertumbuhan dramatis dan pemangkasan synapse dalam area korteks visual (penglihatan), auditory (pendengaran), dan prefrontal (penalaran pengaturan diri) di dalam otak. Area-area ini sangat penting bagi pelaksanaan fungsi kognitif lanjutan, seperti: proses belajar, memori, dan penalaran.
Kontribusi. Piaget adalah tokoh besar di bidang psikologi perkembangan. Kita berutang budi kepadanya dalam bidang perkembangan kognitif anak-anak. Kita berutang budi kepadanya untuk konsepnya yang kuat dan masih bertahan hingga kini, termasuk konsep asimilasi, akomodasi, kepermanenan objek, egosentrisme, konservasi dan penalaranhipotesis-deduktif.  Piaget menunjukkan kepada kita beberapa hal penting untuk dicermati dalam perkembangan kognitif, seperti pergeseran dari pemikiran pra-operasional ke pemikiran operasional konkret.
Teori Piaget tidak luput dari kritik. Muncul pertanyaan tentang beberapa area: tentang estimasi terhadap kompetensi anak di level perkembangan yang berbeda-beda, tentang tahap-tahap perkembangan, tentang pelatihan anak untuk melakukan penalaran pada level yang lebih tinggi, dan tentang kultur dan pendidikan.
  • Estimasi kompetensi anak. Beberapa kemampuan kognitif muncul lebih awal ketimbang yang diyakini Piaget.
  • Tahap. Piaget memandang tahapan sebagai struktur pemikiran yang seragam. Jadi, teori mengasumsikan perkembangan yang sinkron-yakni, berbagai aspek dari satu tahap akan muncul pada saat yang sama. Akan tetapi, beberapa konsep operasional konkret tidak muncul secara sinkron atau serempak
  • Melatih anak untuk menalar pada level yang lebih tinggi. Beberapa anak yang pada tahap kognitif dapat dilatih untuk bernalar seperti pada tahap kognitif yang lebih tinggi ini menimbulkan problem bagi Piaget.
By. Fitri Amimah
Mahasiswi Semester 8 Fak. Ilmu Sosial
Jurusan Ilmu-ilmu Agama Islam

0 komentar:

Posting Komentar